3. BAB II LATAR BELAKANG TAMAN TEKNOLOGI PERTANIAN CIKAJANG

BAB II

A.    Taman Teknologi Pertanian ( TTP ) Cikajang Kabupaten Garut
Taman Teknologi Pertanian (TTP) Cikajang adalah kawasan yang di rancang sebagai pusat pelatihan dan promosi atau diseminasi teknologi agribisnis KENTANG INDUSTRI terbarukan yang bersifat dinamis dan terus berkembang. Yang bertempat di Desa Cikandang, Kabupaten Garut.


TTP juga merupakan salah satu kegiatan Nawa Cita dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Kementerian Pertanian melalui  Badan Litbang Pertanian mendapat tugas untuk mengembangkan Agro Science Park ( ASP ) menjadi TTP ini dimulai sejak Oktober 2015. Adapun tujuan dari pembangunan TTP Cikajang ini adalah sebagai kawasan wisata edukasi, pemicu pengembangan wilayah, serta berfungsi sebagai INSTITUTE pembibitan kentang TERBARUKAN untuk memberikan layanan alih Teknologi, Rekomendasi, Konsultasi, Inkubator teknologi dan bisnis. Selain itu, tujuan dari TTP Cikajang adalah:
·         Menjadikan TTP Cikajang sebagai tempat pelatihan, magang, dan pengembangan usaha agribisnis hortikultura dataran tinggi
·         Memberikan bimbingan dan pelayanan dalam penerapan inovasi teknologi hortikutula dataran tinggi
·         Membangun TTP Cikajang sebagai pusat pengembangan teknologi hortikutula dataran tinggi
·         Memberikan dukungan bagi start up untuk menciptakan wirausaha baru berbasis inovasi
Adapun Visi dari Taman Teknologi Pertanian ( TTP ) Cikajang Kabupaten Garut ini adalah “Menjadi kawasan agrobisnis hortikultura dataran tinggi beriklim basah unggulan nasional berbasisi inovasi teknologi ramah lingkungan.” Dan misi yang ingin diemben oleh TTP Cikajang Garut itu sendiri adalah sebagai berikut:
·         Menyediakan pelayan teknis dalam upaya menciptakan wirausaha berbasis inovasi
·         Mendiseminasikan inovasi teknologi hortikutula
Ada beberapa komoditas yang di kembangkan dan menjadi program unggulan di PPT Cikajang adalah sebagai berikut:
·         Menjadikan Kabupaten Garut sebagai penghasil bibit kentang industri tersebar di Jawa Barat sampai Nasional
·         Menjadikan domba Garut sebagai komoditas unggulan daerah
·         Mengembalikan citra Jeruk Garut sebagai salah satu Jeruk Keprok terbaik di Indonesia
Hingga saat ini (Juli 2017) TTP Cikajang sudah mulai melakukan banyak pelatihan dengan petani setempat, peternak dan juga Kelompok Wanita Tani (KWT) sebagai Industri Pengolahan Hasil Pertanian. Selain itu, TTP Cikajang juga sudah menyelesaikan membangun gedung utama sebagai tempat pertemuan, kantor, sekaligus ruang display dan ruang pengolahan hasil pertanian, kandang domba, serta Green House dan Screen House dengan masing-masing berjumlah 1.
Kedepannya, TTP Cikajang ini diharapkan dapat menjadi sumber teknologi pertanian dataran tinggi yang dapat dengan mudah di adopsi oleh petani di Kecamatan Cikajang, khususnya bagi petani yang berada di Desa Cikandang dan umumnya bagi petani yang berada di Kabupaten Garut.

B.     Botani Phanerogamae
Botani Phanerogamae adalah ilmu tentang tumbuhan yang mempunyai alat kelamin yang nampak (Spermatophyta/Tumbuhan berbiji, Anthophyta / Tumbuhan berbunga).
Sistem klasifikasi Cronquist merupakan salah satu sistem taksonomi bagi tumbuhan berbunga (Angiospermae). Sistem ini pernah diterapkan secara luas oleh banyak pustaka. Klasifikasi didasarkan pada aspek klasik, seperti kesamaan morfologi, anatomi, dan kimia.
Menurut Cronquist, ada 2 divisio yaitu:
  1. Divisio Pinophyta
Kelas : Cycadopsida, Gnetopsida, dan Coniferopsida
2        Divisio Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida dan Magnoliopsida
Tumbuhan berbiji atau Spermatophyta (Yunani, sperma=biji , phyton=tumbuhan) merupakan kelompok tumbuhan yang memiliki ciri khas, yaitu adanya suatu organ yang berupa biji. Biji merupakan bagian yang berasal dari bakal biji dan di dalamnya mengandung calon individu baru, yaitu lembaga. Lembaga akan terjadi setelah terjadi penyerbukan atau persarian yang diikuti oleh pembuahan.
Spermatophyta merupakan anggota plantae sejati dan menghasilkan biji untuk perkembangbiakannya (kormofita berbiji ) sedang alat perkembangbiakannya tampak jelas dapat diamati sehingga disebut sebagai Phanerogamae. Tumbuhan berbiji meliputi semua tumbuhan yang menghasilkan biji.
Pada umumnya Spermatophyta bersifat fotoautotrof karena memiliki klorofil untuk berfotosintesis. Contohnya Eucalyptus sp. dan Aster sp.
Namun, ada pula yang tidak memiliki klorofil sehingga hidup parasit pada tumbuhan lainnya untuk mendapatkan zat organik, contohnya Cuscuta sp. (tali putri) yang bersifat parasit penuh. Benalu (Dendrophthoe pentandra, Scurrula atropurpurea) bersifat setengah parasit karena mendapatkan air dan garam mineral dari tumbuhan lain, tetapi memiliki klorofil dan dapat berfotosintesis.
Spermatophyta merupakan kelompok tumbuhan yang beradaptasi dengan baik di lingkungan darat, meskipun ada pula yang tumbuh di lingkungan air. Spermatophyta yang hidup di air, misalnya teratai dan eceng gondok. Spermatophyta yang hidup di darat dapat hidup bebas di tanah, epifit di pohon, atau parasit pada tumbuhan lainnya. Spermatophyta yang hidup epifit, misalnya Coelogyne pandurata (anggrek hitam).


Ciri-Ciri Tubuh Spermatophyta
1. Bentuk dan Ukuran Tubuh Spermatophyta
Spermatophyta tergolong Cormophyta karena dapat dibedakan dengan jelas bagian-bagian tubuhnya yang meliputi akar, batang, dan daun. Tubuhnya makroskopis dengan ukuran yang bervariasi. Ada Spermatophyta yang berukuran hanya beberapa sentimeter, misalnya rumput-rumputan (Graminae), namun ada pula yang berukuran besar hingga berdiameter 7 m dengan tinggi 115 m.
Bentuk tubuh Spermatophyta dapat dibedakan atas semak, perdu, pohon, dan liana.
·         Semak (berbatang pendek, merayap, berumpun), contohnya rumput teki (Cyperus rotundus) dan serai (Andropogon nardus).
·         Perdu (berbentuk seperti pohon tetapi batangnya kecil dan pendek), contohnya bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) dan cabai (Capsicum annuum). .
·         Pohon (berbatang besar dan tinggi), contohnya jambu air (Eugenia aquea) dan jati (Tectona grandis).
·         Liana (berbentuk seperti tali tambang dan tumbuh melilit pada pohon lain, contohnya rotan (Calamus rotang) dan sirih (Piper betle).
·         Herba (batang tidak berkayu biasanya mengandung air), contohnya wortel (Daucus carota) dan bawang merah (Allium ceva)
2. Struktur dan Fungsi Tubuh Spermatophyta
Tumbuhan berbiji yang kita lihat merupakan generasi sporofit (2n). Sementara generasi gametofit (n) sudah tereduksi dan terikat pada sporofitnya atau dikelilingi oleh jaringan sporofit. Bentuk sporofit tumbuhan berbiji memiliki akar, batang, dan daun. Akar dapat berbentuk serabut atau tunggang. Batang ada yang berkambium, ada pula yang tidak berkambium. Daun memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi. Tulang daun berbentuk lurus, menyirip, atau menjari. Tumbuhan berbiji memiliki pembuluh angkut, baik xilem maupun floem, pada akar, batang, maupun daunnya.
Spermatophyta memiliki alat perkembangbiakan generatif berupa strobilus atau bunga. Strobilus dimiliki oleh Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka), sedangkan bunga dimiliki oleh Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup).
Berdasarkan letak bakal biji atat, bijinya, tumbuhan berbiji (Spermatophyta) dikelompokkan menjadi dua divisi, yaitu sebagai berikut.
  1. Gymnospermae atau Pinophyta (tumbuhan berbiji terbuka) adalah kelompok tumbuhan yang bakal bijinya tidak terlindungi oleh daun buah (karpel) atau bijinya berada pada bilah-bilah strobilus berbentuk sisik.
  2. Angiospermae atau Magnoliophyta (tumbuhan berbiji tertutup) adalah kelompok tumbuhan yang bakal bijinya terlindungi oleh daun buah. Daun buah merupakan ovarium (megasporofil) yang sudah matang dan dindingnya menebal atau berdaging.







Komentar

  1. makasih atas referensinya teteh teteh dan akang akang semua...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

4. BAB III METODE PENELITIAN